Menapak Jejak Kolonial di Perkebunan Durjo, Surga Tersembunyi di Lereng Argopuro

Kemah.id - Kalau kamu pecinta sejarah, penjelajah tempat terpencil, atau sekadar ingin lepas dari hiruk pikuk kota, maka Perkebunan Durjo di Jember wajib masuk dalam daftar kunjunganmu selanjutnya. Terletak sekitar 12 kilometer dari pusat kota Jember, tepatnya di Desa Karangpring, Kecamatan Sukorambi, tempat ini menyimpan kisah panjang yang menyatu antara alam, kolonialisme, dan romantisme masa lampau.


Pertama kali saya menginjakkan kaki di sana, atmosfernya sudah langsung membawa saya ke suasana berbeda. Jalan kecil menanjak menuju perkebunan dipagari oleh rerimbunan pohon kopi dan kakao. Udara yang segar khas pegunungan seolah menyambut hangat para pejalan yang datang untuk bernostalgia, atau sekadar ingin menyepi dari riuhnya rutinitas.

Jejak sejarah masih sangat terasa. Di tengah-tengah hamparan perkebunan yang luas, berdiri bangunan tua bergaya arsitektur kolonial yang cukup terawat. Bangunan tersebut dulunya merupakan pusat kegiatan administrasi dan produksi ketika Perkebunan Durjo masih menjadi jantung ekspor komoditas kopi dan kakao ke luar negeri. Suasana jadul yang autentik itu membuat saya seolah sedang berada di masa 1920-an.

Melansir kemah.id dari Laros.ID, Sejarah Perkebunan Durjo diketahui merupakan bagian dari perusahaan PT. Jaya Agra Wattie yang telah beroperasi sejak 20 Januari 1921. Tak hanya kopi dan kakao, perusahaan ini juga memproduksi teh dan karet. Dalam perkembangannya, sekitar tahun 1962, PT. Mulyaningsih juga mulai turut terlibat dalam pengelolaan perkebunan ini. Seiring meningkatnya permintaan pasar, Durjo pernah menjadi salah satu titik penting dalam peta industri perkebunan nasional.

Sayangnya, kejayaan itu tidak bertahan lama. Tahun 1973 menjadi titik kelam ketika perkebunan ini dihantam oleh serangan hama besar-besaran yang membuat kualitas produksi menurun drastis. Banyak bangunan mulai ditinggalkan, namun justru di situlah daya tarik magisnya. Ada romantika yang kuat saat menyusuri sisa-sisa bangunan tua—sebuah kenangan akan masa kejayaan yang perlahan terkikis zaman.

Selain sejarahnya yang kaya, Perkebunan Durjo juga menyimpan pesona alam yang luar biasa. Dari sini, kamu bisa menikmati pemandangan indah Gunung Argopuro di kejauhan. Banyak warga lokal memanfaatkan area ini sebagai jalur trekking ringan atau sekadar piknik keluarga di akhir pekan. Jika kamu beruntung datang di pagi hari, kabut tipis akan melayang rendah di atas pohon-pohon kopi, menciptakan lanskap yang begitu memikat untuk difoto.

Tak sedikit pula warga sekitar yang menceritakan kisah-kisah mistis seputar perkebunan ini, menambah warna dalam setiap kunjungan. Tapi tenang saja, selama saya menjelajah, tidak ada sesuatu yang benar-benar bikin merinding—kecuali keindahannya yang luar biasa!

Sebagai destinasi wisata alternatif di Jember, Perkebunan Durjo bukan sekadar tempat pelarian dari rutinitas. Ini adalah potret sejarah hidup yang menawarkan kedamaian, edukasi, sekaligus nostalgia. Jika kamu sedang merancang itinerary petualangan di Jawa Timur, tempat ini jelas tak boleh terlewat.

Lebih baru Lebih lama